Kurva-kurva yang berada dalam bidang datar dapat di representasikan dalam
bentuk persamaan parametrik. Dalam persamaan ini, setiap titik-titik pada
kurva x dan y merupakan fungsi dari t.Variabel t dinamakan parameter. Secara
singkat ditulis:
x = x (t)
y = y (t)
Perlunya menggunakan fungsi parametrik adalah karena
suatu kurva berubah posisi koordinatnya (x,y) lebih karena dipengaruhi oleh
faktor “t”. Sehingga kadang kurva terlihat begitu rumit, model kurva ini dibagi
menjadi 4 kelompok:
Membuat Sketsa Kurva Persamaan parametrik :
Contoh:
Gambarlah kurva persamaan parametrik: x = t, y = t Untuk -4 ≤ t ≤ 4
Penyelesaian:
Pertama-tama kita buat tabel yang terdiri dari kolom t, x dan y. Kemudian
plot nilai-nilai x terhadap y.




Kurva yang dihasilkan berupa parabola.
Mengubah Persamaan Parametrik menjadi Persamaan Kartesius:
Contoh:
Persamaan kartesius (berupa
persamaan kuadrat)


Mengubah Persamaan Kartesius menjadi Persamaan Parametrik:


Mengubah Persamaan Kartesius menjadi Persamaan Parametrik:
Contoh:
Tentukan persamaan parametrik dari persamaan kartesius xy = 9
B. Vektor Pada Bidang
Banyak besaran-besaran yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya, berat, panjang, volume, muatan listrik dan luas. Besaran ini dapat
inyatakan dengan suatu bilangan. Besaran seperti ini dinamakan skalar. Ada
besaran lain, seperti kecepatan, gaya, torsi, pergeseran/perpindahan, yang
untuk menggambarkannya selain dengan bilangan memerlukan arah. Besaran seperti
ini dinamakan vektor. Vektor digambarkan anak panah (ruas garis berarah).
Panjang ruas garis menyatan besarnya vektor dan arah anak panah menyatakan arah
vektor. Vektor adalah himpunan ruas garis berarah yang mempunyai besar dan arah
sama. Dua vektor dikatakan
ekuivalen jika kedua vektor tersebut memiliki besaran dan arah yang sama.
Kita dapat menuliskan vektor tersebut dengan huruf tebal, seperti
u dan v. Besaran darivektor u dilambangkan dengan |u|.


Penjumlahan
Vektor
Untuk
memperoleh jumlah (resultante dua vektor u dan v , yaitu u +
v, gambarlah vektor v yang titik pangkalnya berimpit dengan titik
ujung vektor u. Maka u + v adalah vektor yang
menghubungkan titik pangkal u dan titik ujung vektor v.


Cara
penjumlahan vektor seperti ini disebut cara segitiga (aturan segitiga). Cara
lain dalam penjumlahan vektor dinamankan cara/aturan jajargenjang. Cara ini
dilakukan dengan menggambarkan vektor v sehingga titik pangkalnya
berimpit dengan titik pangkal vektor u. Selanjutnya dibuat garis dari
ujung u sejajar v dan garis dari ujung v sejajar u
, sehingga didapat bangun jajargenjang. Maka u + v adalah vektor
yang bertitik pangkal berimpit dengan titik pangkal u dan berimpit
dengan diagonal jajaran genjang.


Kedua cara ini merupakan cara yang ekuivalen untuk menentukan penjumlahan
dari vektor, dan pada penjumlahan vektor berlaku pula sifat komukatif dan
asosiatif. Yaitu:


Gambar:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar